Entah kenapa di pagi sabtu yang masih sama seperti weekend sebelumnya dengan berubah mendung dan sedikit cozy menarik step ingatanku empat tahun lalu ketika pertama kali seorang anak kampung dengan tas punggung yang tidak punya koper berangkat melangkahkan kakinya ke sebuah kota kecil di pingiran Inggris , Norwich City – Oktober 2007.
Kota yang tidak asing secara telinga orang yang gemar nongkrongin liga inggris ini dengan klub sepakbola lokal itu. rekam jejak semua itu pernah terarsipkan di blog sebelumnya yang diputuskan untuk dikubur dan membuka lembaran baru , tapi tangan ini tergelitik untuk kembali mencatatkan dalam perjalanan hidup seorang peninta dengan tintanya yang berserak..
Masih sangat teringat dimana kebingungan di imigrasi ketika harus keluar masuk ruang tunggu pun begitu selama dipesawat yang megah itu dengan AC yang luar biasa biadab
dinginnya , makanan ala negeri antah brantah yang enak dilidah untuk pertama kali dan nyangkut di lidah kalo diterusin..Dengan bekal pas-pasan uang tunai tanpa kartu kredit secara emang bukan orang yang percaya terhadap kartu utang itu menjadi bumbu lebih ajib mengarungi perjalanan pertama yang mengesankan. Sampe pula di schippol belanda , tergeletaklah sudah perut itu haus juga menyergap bingung mencari orang jual aqua kok ngga ketemu? akhirnya berjalan dengan penunjuk arah berbahasa antah brantah ternyata ada juga minum gratis , tapi kok orang minum dari KRAN AIR? serta berlagak tengsin untuk bertanya melakukan orang yang melakukan hal yang sama dan ternyata memang kran itu untuk air minum (kampungan kampungan).
Continue Reading