Hi,
Tahun yang berat di 2020 bagi semuanya, termasuk saya. Banyak hal yang kita pelajari dari tahun 2020, tahun yang awalnya dimulai dengan guyonan tentang COVID-19 dan kemudian menjadi kekhawatiran yang seakan kita sulit untuk guyon dengan tahun 2020. Berita buruk, duka dan juga kehidupan bak roller coaster kerap terlintas di linimasa social media kita ataupun bahkan di sekitara kita yang terjangkau mata. Tahun 2020 kemarin ada hal yang sangat saya syukuri karena ada beberapa safety net yang kemudian terkembang ketika pandemi menyapa. Namun hal tersebut tidak berarti menjadikan kehidupan lebih mudah atau santai.
Tahun kemarin adalah tahun Bhumi mulai masuk Taman Kanak-kanak. Tidak pernah terbayangkan bahwa celetukan sekolah online sejak dini kemudian menjadi sebuah kenyataan karena pembatasan kegiatan belajar mengajar. Istriku mengambil peran lebih mendampingi BHUMI selama menjalani sekolah dari rumah. Masih terbayang bagaimana excitednya BHUMI saat akan sekolah dan membayangkan bakal mlethe banget dengan gaya tengilnya sekolah menggendong tas punggungnya, Tapi ini sudah akan hampir setahun kamu sekolah dari rumah nak.
Sekolah tanpa interaksi langsung dan maen bersama di playground adalah keganjilan masa kecil yang sudah harus dialami oleh BHUMI dan teman-teman sebayanya di komplek rumah. Ada GAP yang terjadi, itu adalah keniscayaan dan saya hanya bisa mencoba memberi pengertian berulang kepada istri ketika ada hal yang terkadang membuatnya tidak nyaman. Kondisi yang tidak ideal dan baru dengan metodologi yang juga belum teruji sebelumnya adalah kenaifan jika kita mengharapkan keluaran yang ideal. Apalagi jika bicara pendidikan untuk anak maka sebagai orang tua dan pihak yang berposisi sudah membayar lebih atas pendidikan pasti punya ekspektasi. Yaah, Ekspektasi adalah sebuah momok yang harus di jaga dan selalu di kalibrasi. Continue reading “Apa kabar 2021?”